Subnetting adalah proses memecah belah block IP address kelas A,B,atau C menjadi beberapa bagian block kecil. Kali ini kita akan mengulas tentang subnetting dan keuntungannya.
Subnets dalam TCP/IP
Pengelompokan kelas-kelas address seperti disebutkan dalam bahasan sebelumnya mengenai Internet Layer, memungkinkan setiap mesin untuk mengidentifikasi network ID dari sebuah IP address dan mengirimkan datagram ke network yang benar. Namun, mengidentifikasi segment network sebagai kelas A,B,atau C melalui network ID memiliki kekurangan-kekurangan. Yang paling utama adalah pengelompokan tersebut tidak mengenali pembagian logik yang lebih kecil lagi semisal subnetwork.
Gambar dibawah menunjukkan suatu network kelas A.Seperti disebutkan pada bahasan sebelumnya, datagram tiba secara efisien pada gateway dan menyerahkan datagram pada network 99.0.0.0, sebuah block network yang berisi 16 juta IP address komputer. Lalu bagaimana gateway menyerahkan datagram pada 1 host tujuan yang berada diantara jutaan host?
Agar pengiriman data pada network yang besar menjadi lebih efisien, block address yang jutaan tersebut bisa dipecah-pecah kembali menjadi segment-segment network yang lebih kecil.
TCP/IP menyediakan pengelompokan logik sekunder setelah network ID yang disebut subnet. Subnet adalah pemecahan block address suatu network secara logik. Router dapat mengirimkan datagram pada sebuah subnet didalam sebuah network dan setelah datagram mencapai subnet yang dituju, ARP akan memetakan IP address tujuan menjadi physical address mesin tujuan.
TCP/IP menyediakan metode untuk meminjam beberapa bit dari host ID untuk digunakan sebagai subnet ID. Sebuah parameter yang disebut subnet mask menggambarkan berapa banyak bit address yang harus digunakan untuk subnet ID dan berapa banyak untuk host ID.
Seperti halnya IP address, subnet mask merupakan angka biner sebesar 32-bit. Bit-bit subnet mask disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan subnet ID dari IP address yang bersangkutan.
Subnet mask menggunakan biner 1 untuk setiap bit dalam IP address yang termasuk bagian dari network ID dan subnet ID. Untuk bagian host ID menggunakan biner 0.
Tabel routing yang digunakan oleh router dan mesin komputer yang lain pada network yang disubnet menyertakan informasi subnet mask yang sesuai dengan setiap IP address.
Mengkonversi subnet mask ke format dotted decimal
Dalam subnet mask, semua bit-bit bernilai 1 berada pada bagian kiri dan semua bit bernilai 0 berada dibagian kanan. Setiap satu octet yang semua bit-nya bernilai 1 setara dengan desimal bernilai 255. Dan satu octet yang semua bit-nya bernilai 0 setara dengan desimal 0. Karenanya subnet mask berikut
11111111111111111111111100000000
Dapat digambarkan dalam format dotted decimal sebagai 255.255.255.0. dan subnet mask berikut
11111111111111110000000000000000
Dapat digambarkan dalam format dotted decimal sebagai 255.255.0.0.
Untuk mengkonversi angka biner subnet mask menjadi bentuk dotted decimal, lakukan langkah-langkah berikut :
1. Pecah-pecahlah bit-bit subnet mask menjadi bentuk 4 buat octet (8-bit):11111111.11111111.11110000.00000000
2. Tuliskan desimal 255 intuk setiap octet yang semua bit-nya bernilai 1, tuliskan angka 0 untuk setiap octet yang semua bit-nya bernilai 0.
3. Konversikan octet yang bit-bitnya campuran 0 dan 1.
4. Tulisakan ulang dalam bentuk dotted decimal.255.255.240.0
Pada umumnya, subnet mask dalam format dotted decimal inilah yang dipakai dalam konfigurasi TCP/IP.
Bekerja dengan Subnets
Subnet mask mendefinisikan berapa banyak bit setelah network ID yang dipakai untuk subnet ID. Subnet ID bervariasi panjanganya, tergantung nilai yang dimasukkan kedalam subnet mask.
Assignment subnet ID (termasuk assignment subnet mask) bergantung pada konfigurasi network. Solusi terbaik adalah merancang desain network terlebih dahulu, menentukan jumlah subnet yang akan dibuat dan menentukan jumlah klien setiap subnet, kemudian meng-assign nilai setiap subnet ID. Jika memungkinkan sediakan cadangan untuk tambahan subnet di masa datang.
Contoh sederhana subnetting kelas B berikut ini dimana octet ketiga IP address di pakai untuk subnet ID. Pada gambar dibawah ini, network 129.100.0.0 dipecah-pecah menjadi 4 subnet. Network tersebut menggunakan subnet mask 255.255.255.0, menandakan bahwa network ID dan subnet mask diextent sampai octet ketiga. Karena network tersebut asalnya adalah kelas B, maka 2 octet pertama merupakan network ID. Dari gambar dibawah kita bisa menyimpulkan bahwa subnet A memiliki parameter sebagai berikut :
Network ID :129.100.0.0
Subnet ID: 0.0.128.0
Contoh lainnya, bayangkan sebuah network kelas C yang harus dipecah menjadi 5 subnet kecil. Berdasarkan aturan pengelompokan kelas, tersedia 8 bit seteelah network ID yang bisa digunakan untuk subnet ID dan host ID dalam network kelas C. kita bisa mendesain subnet mask sebagai berikut
11111111111111111111111111100000
5 bit sisanya akan digunakan sebagai host ID. 3 bit yang diambil dari host ID dipakai sebagai subnet ID, dengan 3 bit berarti tersedia 8 subnet dan masing-masing bisa menampung 30 host.
Untuk menuliskan subnet mask diatas dalam format dotted decimal, lakukan langkah-langkah berikut :
1. Tambahkan dot (.) untuk memisahkan setiap octet (8-bit)11111111.11111111.11111111.11100000
2. Konversi masing-masing octet menjadi bentuk desimal, kita dapatkan255.255.255.224
Konsep Subnetting
Konsep Dasar
Subnetting, seringkali kita dengar istilah yang satu ini. Atau dalam teori TCP/IP, kita sering menggunakan bilangan biner 32 bit untuk Subnet Mask seperti ini: 255.255.255.0, 255.255.255.240, dsb. Apa maksudnya ?
Subnetting adalah teknik pengaturan jaringan yang bertujuan untuk mengefisiensikan pengelolaan dan penggunaan IP Address dalam sebuah jaringan. Adakalanya tatacara penulisan IP Address 32 bit seperti : 192.168.1.1, tapi juga terkadang dapat pula ditulis 192.168.1.1/24. Apa maksudnya ? Untuk memahaminya, bisa menggunakan tabel subnetting yang ada di atas. Dimulai dari urutan angka yang paling atas sampai ke bawah (diurutkan berdasarkan baris tabel):
1. Binary
2. Bits
3. Subnets
4. Jumlah Network
5. Jumlah Hosts
6. Jumlah Network yang dipinjam
7. Jumlah Bit Host yang di pinjam
8. Masks (CIDR)
Contoh Kasus (Class C):
Untuk CIDR (Classless Inter-Domain Routing) /24 (kolom pertama, baris terakhir), dengan bilangan biner 256. Maka subnet mask-nya 255.255.255.0. Dengan 0 terakhir diambil dari tabel baris ke 3 kolom pertama. Sehingga host yang mungkin adalah berjumlah 254 Host (Bilangan biner 256-2=254, 2 adalah jumlah host yang dipinjam untuk digunakan sebagai IP Subnet (IP Awal) dan IP Broadcast (IP Akhir)). Contoh lainnya adalah: CIDR /26 (kolom ke tiga, baris terakhir), kita mulai dari Bilangan Biner 64. Disitulah subnetnya. Kita punya 4 buah jaringan, dimana masing-masing memiliki 62 host/komputer (64-2 =126). Jadi pada intinya, dalam sebuah kasus Subnetting, ada 4 hal yang biasanya perlu diketahui:
1. Jumlah Subnet. Berada pada baris ke empat. Misal: 192.168.1.0/26, akan mempunyai 4 buah subnet.
2. Jumlah Host/Komputer per Subnet. Berada pada baris ke lima. Untuk IP 192.168.1.0/26, jumlah host per subnet adalah 62 hosts (64-2=62). Contoh: Range IP Host salah satu subnet adalah 192.168.1.1-192.168.1.62. Dimana 192.168.1.0 digunakan untuk Subnet pertama, dan 192.168.1.63 digunakan sebagai IP Broadcast.
3. Blok Subnet. Berada pada baris pertama. Sehingga untuk CIDR /26, blok-blok subnet nya adalah: 192.168.1.0, 192.168.1.64, 192.168.1.128, dan 192.168.1.192 (Kelipatan 64 bit sejumlah 4 subnet).
4. IP Host dan IP Broadcast yang valid. Seperti yang telah dijelaskan pada nomor 2, Jumlah subnet akan berpengaruh terhadap jumlah IP Address yang dapat digunakan. Pada tiap-tiap subnet, IP Awal dikenal dengan IP Subnet, sedangkan IP Akhir dikenal sebagai IP Broadcast. Sedangkan IP sisanya, adalah IP yang dapat digunakan untuk host.
Referensi
Contoh-contoh di atas merupakan contoh yang diambil dari IP Address Kelas C. Adapun untuk Subnet dari kelas lain dapat dilihat seperti gambar berikut:
Untuk artikel referensi tentang Konsep Subnetting, bisa di download di sini.
Smoga Bermanfaat.
SUBNETTING
22.06 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar